Menguak Mosaik Keragaman Seksual

Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Internasional Menentang Homofobia (International Day Against Homophobia) yang jatuh pada tanggal 17 Mei. Tujuannya membuka perspektif mahasiswa, khususnya mahasiswa S1 Universitas Indonesia, mengenai keragaman identitas gender dan orientasi seksual, serta mendorong terciptanya keadilan, kesetaraan, dan kebebasan berekspresi di kampus dan di masyarakat.

Para pembicara adalah mahasiswi, mahasiswa, dan seorang aktivis yang berkecimpung dalam advokasi isu hak-hak identitas gender serta orientasi seksual, dan seorang mahasiswa alumni Pelatihan Gender dan Seksualitas “Memahami Keragaman Seksual di Sekitar Kita”.

Diskusi terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah berbagi pengalaman: menyadari ketertarikan dengan sesama jenis kelamin atau menyadari memiliki identitas/ekspresi gender yang berbeda dari pandangan umum, dan pengalaman menghadapi keluarga dan masyarakat terkait dengan isu gender dan orientasi seksual. Mahasiswa alumni pelatihan membagikan pemahamannya tentang LGBT sebelum mengikuti pelatihan, pengalaman selama mengikuti pelatihan, dan refleksi setelah mengikuti pelatihan. Bagian kedua adalah pemaparan harapan para pembicara. Harapan terhadap teman-teman LGBT: menyuarakan pendapatnya, tidak terjebak dalam konstruksi heterosentrisme, dan terus melakukan advokasi. Harapan terhadap masyarakat umum: semakin menanamkan isu pluralisme dan menumbuhkan cara berpikir kritis di segala isu (ss).

xhomofobia-(6)xhomofobia-(2)xhomofobia-(3)

Referral Guide on Women Workers’ Right Development

Kegiatan ini merupakan kerjasama dengan ILO Jakarta, meski kegiatannya sendiri difokuskan di Banda Aceh. Kegiatan utamanya adalah “mengembangkan panduan hak-hak pekerja perempuan Aceh, khususnya dalam situasi kerja pasca tsunami”.

Tahapan kegiatannya adalah :

  • Membentuk Pokja yang terdiri dari (1) Dinas Tenaga Kerja, Nanggroe Aceh Darussalam, khususnya divisi perlindungan wanita dan anak ; (2) Biro Pemberdayaan Perempuan NAD ; (3) Federasi Serikat Buruh di tingkat propinsi (KSPSI, KSPI, dan KSBSI).
  • Kajian kepustakaan (secondary desk research). Tujuannya mengidentifikasi informasi terkini tentang pasar kerja di Aceh, khususnya menyangkut kondisi dan posisi perempuan terkait dengan kebijakan, hukum perburuhan, perda syariah Islam (qanun) yang berlaku di NAD.
  • Merancang buku panduan atau rujukan tentang Hak Pekerja Perempuan.
  • Validasi draft buku panduan pada sejumlah stakeholders di NAD.
  • Finalisasi buku panduan.

Keluaran/Output Kegiatan :

Dari rangkaian tahapan kegiatan yang dilakukan, maka produk ataupun output yang dihasilkan adalah :

  • Kajian tentang kondisi pasar kerja bagi pekerja perempuan Aceh.
  • Empat deskripsi praktik keberhasilan di Aceh menyangkut konvensi gender.
  • Buku Panduan tentang Hak Pekerja Perempuan.

Penerbitan dilakukan oleh pihak ILO Jakarta, sehingga dalam hal ini tim Puska GenSeks  hanya berkontribusi dari aspek substansi.

pekerja-wanita